Rekam Jejak Mengeliatnya Pemekaran DOB Tanah Kambatang Lima: Dari Grup Usung Bupati dan Wakil Bupati Kotabaru hingga Terbentuknya FKMB

0 114

KOTABARU, lugasnusantara.co.id – Pada tanggal 26 Juni 2019, sebuah inisiatif penting dalam dunia politik lokal Kotabaru dimulai dari grup WhatsApp sederhana. Grup yang awalnya bernama “Usung Bupati atau Wakil” dibuat oleh Syamsir Alam untuk mendiskusikan calon bupati dan wakil bupati dari wilayah daratan Kotabaru, khususnya Hampang dan Pamukan. Nama grup tersebut kemudian diubah menjadi “Usung Bakal Calon Bupati/Wakil dari Zona Hampang dan Pamukan” untuk lebih memperjelas fokusnya.

Bermula di rumah kontrakan Zaini Sukarni di Kecamatan Kelumpang Hilir, sekira pukul 09.10 WITA, Syamsir mulai mengundang nama-nama yang dikenalnya ke dalam grup. Diskusi di grup ini berkembang pesat, dengan tanggapan yang beragam, mulai dari sambutan hangat hingga skeptisisme.

“Saya ingin grup ini menjadi wadah diskusi untuk mendorong agar ada putra asli daerah yang menjadi wakil di eksekutif, sehingga urusan masyarakat di daratan lebih mudah,” ungkap Syamsir, Sabtu (12/10/24).

Namun, inisiatif Syamsir Alam sempat diperingatkan oleh Zaini Sukarni, salah satu tokoh pendukung inisiatif ini, ia khawatir bahwa pembentukan grup tersebut akan menimbulkan masalah, mengingat situasi politik yang sensitif menjelang Pilkada 2020.

“Saat itu terlalu sensitif untuk membicarakan hal ini,” ujarnya.

Diskusi santai terkait pemekaran Tanah Kambatang Lima di Siring Laut Kotabaru. Foto-Ali Murtopo.

Meski ada kekhawatiran, Syamsir tetap berkomitmen dengan niat tulusnya. Dengan dukungan Zaini, mereka bersemangat untuk melanjutkan diskusi politik tersebut.

Nama-nama calon wakil bupati dari daratan Kotabaru mulai bermunculan dalam diskusi, seperti Saijul Kurnaen, Herfani, Yudi Tarigan, Muhlan, Mujiyanto, Rapiansyah, Syairi Muklis, Sugampang, Rabbiansyah, Hasbullah, dan lainnya. Nama-nama tersebut mewakili berbagai latar belakang dan menjadi kandidat kuat yang didiskusikan dalam grup.

Menariknya, tuntutan pemekaran daerah sebenarnya sudah dimulai sejak 2015 oleh penggagas Ir. Bahrudin, M.E., namun sempat vakum. Melalui grup ini, Syamsir dan Zaini berinisiatif untuk menghidupkan kembali tuntutan tersebut sebagai nilai tawar dalam Pilkada 2020.

Dalam sebuah pertemuan di belakang panggung Siring Laut, Ali Murtopo, SE asal Pagatan Tanah Bumbu menyarankan agar diskusi politik ini disertai dengan tuntutan pemekaran wilayah.

“Isu pemekaran harus menjadi nilai tawar yang kuat, kita perlu memainkan isu ini seperti bola salju agar semakin besar dan menarik perhatian publik,” ujarnya.

Gagasan tuntutan pemekaran pun terus berkembang. Syamsir dan Zaini kemudian mendatangi Bahrudin untuk meminta izin dan menjelaskan maksud mereka. Bahrudin menyambut baik ide tersebut dan memberikan dukungan terhadap rencana Syamsir dan timnya untuk menghidupkan kembali tuntutan pemekaran Tanah Kambatang Lima.

Pada tahun yang sama, diskusi semakin intensif dengan adanya usulan dari Saijul Kurnaen untuk mengundang para tokoh pejuang pemekaran dalam diskusi lebih lanjut. Pertemuan ini akhirnya melahirkan sebuah forum baru, yaitu Forum Komunikasi Masyarakat Banua (FKMB) Daratan Kotabaru, yang hingga kini masih eksis sebagai wadah perjuangan pemekaran wilayah.(*).

Penyampaian aspirasi pemekaran Tanah Kambatang Lima di Depan Kantor DPRD Kotabaru. Foto-Ali Murtopo.
Tinggalkan pesan

Alamat email anda tidak akan ditampilkan.