Sederhana dan Akurat

Kalsel Hadirkan Kampung Peduli TBC

337

lugasnusantara.co.id, BANJARBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan resmi meluncurkan inovasi terbaru dalam upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC) melalui program Kampung Peduli TBC (KAPE TBC), Rabu (14/8/2025).

Inisiatif ini merupakan bagian dari aksi perubahan yang digagas oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kalsel, Anhar Ihwan, sebagai bentuk komitmen menghadirkan solusi berbasis komunitas dalam mengatasi tingginya kasus TBC di wilayah tersebut.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin, Sekretaris Daerah Provinsi M. Syarifuddin, dan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Diauddin, sebagai wujud keseriusan pemerintah daerah dalam mendorong eliminasi TBC secara menyeluruh.

“Kasus TBC di Kalimantan Selatan masih tinggi. Tahun 2024, estimasi kasus 15.126 dengan capaian penemuan 83,9 persen sedangkan tahun 2025 estimasi kasus 12.098 sementara penemuan baru 44 persen dari target 90 persen,” jelas Anhar Ihwan.

Selain tingginya angka kasus, tingkat keberhasilan pengobatan atau Treatment Success Rate (TSR) di Kalimantan Selatan juga belum mencapai standar nasional. Pada 2024, TSR hanya mencapai 72,20 persen, masih di bawah target minimal 90 persen. Faktor penyebabnya antara lain pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan, lemahnya pemantauan tenaga kesehatan, dan kurangnya pelaporan antar fasilitas layanan.

Upaya pencegahan juga menunjukkan capaian yang belum menggembirakan. Investigasi kontak hanya mencakup 45 persen dari anggota keluarga pasien, sementara Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi anak di bawah 5 tahun baru menyentuh angka 38 persen.

Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, Pemprov Kalsel mengembangkan Kampung Peduli TBC. Program ini mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam deteksi dini, edukasi, pendampingan pasien, serta pengurangan stigma terhadap penderita TBC. Masyarakat bukan lagi menjadi objek, melainkan subjek dan agen perubahan dalam penanggulangan TBC.

Kader lokal dilatih sebagai duta edukasi, pelacak kontak erat, dan pendamping pasien dalam menjalani pengobatan. Hasil implementasi awal di sejumlah kabupaten/kota menunjukkan adanya peningkatan pelaporan gejala, kesadaran warga, serta terbentuknya jaringan pendukung di tingkat lokal.

Untuk memperkuat pelaksanaan program, Dinkes Kalsel juga menyusun Model Kampung Peduli TBC. Dokumen ini memberikan panduan operasional bagi pemerintah daerah, fasilitas layanan kesehatan, kader, hingga masyarakat umum, mulai dari pembentukan kampung, alur pelacakan, pemantauan, hingga indikator keberhasilan.

“Melalui Model ini, kita ingin mendorong sinergi lintas sektor. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga melibatkan desa, pendidikan, tokoh agama, dan dunia usaha,” tambah Anhar.

Menurutnya, Program Kampung Peduli TBC ditargetkan menjadi kebijakan lokal yang terintegrasi dalam Peraturan Bupati, Walikota atau Surat Keputusan Kepala Daerah, agar memiliki keberlanjutan dan dukungan sumber daya yang memadai. Pemprov Kalsel menargetkan perluasan kampung peduli ke seluruh kabupaten/kota sebagai bagian dari strategi nasional menuju eliminasi TBC tahun 2030.

“Ini bukan hanya upaya teknis, tetapi gerakan sosial. Kita ingin menciptakan masyarakat yang sehat, inklusif, dan saling peduli,” tutup Anhar.

sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id