lugasnusantara.co.id, TANAH BUMBU – Dalam upaya memperkuat sistem pendistribusian vaksin yang berkualitas dan merata, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan melalui UPTD Instalasi Farmasi melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Validasi Distribusi Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product/CCP), yang digelar sebagai bagian dari strategi peningkatan mutu manajemen vaksin di daerah.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan koordinasi teknis dalam penanganan dan distribusi vaksin agar terhindar dari kekosongan stok, penumpukan, dan penurunan mutu vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili Plt Kepala UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kalsel, Efrin Pujianti, menyampaikan bahwa validasi distribusi CCP merupakan langkah krusial untuk memastikan bahwa vaksin yang sampai ke masyarakat tetap memiliki mutu dan manfaat yang optimal.
“Saya menyambut baik pertemuan ini, karena melalui kegiatan ini akan dilakukan koordinasi teknis validasi distribusi produk rantai dingin yang sebagian besar adalah produk vaksin, serta harmonisasi dalam pelaksanaan pengelolaannya,” ujar Efrin di Banjarmasin, Jumat (15/8/2025).
Rakornis ini sekaligus merupakan bentuk respons terhadap hasil Pertemuan Budget Dialogue yang digelar Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Imunisasi pada 16 Juli 2025 lalu.
Dalam pertemuan tersebut diungkapkan bahwa sebanyak 13 provinsi, termasuk Kalimantan Selatan, belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap sebesar 90% dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, jumlah anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi dasar (zero-dose children) meningkat signifikan, mendekati 1 juta anak pada tahun 2024.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular seperti difteri, campak, rubela, pertusis, dan polio, apabila cakupan imunisasi tidak segera ditingkatkan.
Melalui rakornis ini, Instalasi Farmasi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diarahkan untuk meningkatkan koordinasi dalam pendistribusian vaksin agar tepat sasaran, efisien, dan terhindar dari risiko kerusakan maupun kedaluwarsa.
“Dengan penanganan dan pendistribusian vaksin yang baik, kita dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, menjamin ketersediaan vaksin secara merata dan terjaganya kualitas, mutu, serta manfaat vaksin di setiap unit pelayanan kesehatan,” lanjut Efrin.
Ia juga menegaskan pentingnya peran pengelolaan vaksin sebagai bagian dari transformasi layanan primer, yang merupakan pilar utama dalam mewujudkan layanan kesehatan yang terstandarisasi dan terintegrasi di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal perbaikan berkelanjutan dalam sistem rantai dingin vaksin, demi tercapainya target nasional imunisasi serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kalimantan Selatan secara menyeluruh.
sumber : diskominfomc.kalselprov.go.id